Layanan Konseling Kelompok
A
Makna dan Tujuan Layanan Konseling Kelompok
Dilihat dari sudut penyelenggaraannya dan dari segi siswa sebagai
anggota kelompok, konseling kelompok sangat bermanfaat bagi siswa-siswa sekolah
menengah umum. Selain efisien digunakan guru pembimbing di sekolah juga
memiliki efektivitas yang tinggi untuk mengatasi masalah-masalah individu,
khususnya menyangkut masalah interaksi sosial dengan orang lain. Disisi lain
kegiatan konseling kelompok merupakan sarana pengembangan pribadi dengan
belajar dari pengamatan dan pemahaman orang lain.
Berbeda dengan konseling kelompok, konseling individual merupakan
proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dan wawancara antara
seorang konselor dengan seorang konseli (siswa). Konselor ditunjukan kepada
individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam menghadapi pendidikan,
pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri.
Merle M. Ohlsen (1970:1) menyatakan bahwa konseling kelompok adalah
hubungan anatara guru pembimbing dengan satu atau lebih anggota yang penuh
perasaan penerimaan, kepercayaan dan rasa aman.
Ciri khas atau unik dari hubungan tersebut adalah kemampuan guru
pembimbing untuk mendengarkan, dalam artian memusatkan perhatiannya kepada
kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan anggota.
Dengan adanya konseling kelompok, maka tujuan yang ingin dicapai
siswa sebagai anggota kelompok, seperti yang diungkapkan Dinkmeyer & J.J
Muro (1979:11) adalah:
1.
Membantu
masing-masing anggota kelompok untuk memehami dan mengnal diri membantu dalam
proses mencari identitas diri.
2.
Membantu
anggota mengembangkan perasaan berkelompok dan penerimaan oleh orang lain yang
memberikan rasa aman dalam menghadapi tantangan hidup.
3.
Mengembangkan
ketrampilan sosial dan kemampuan interpersonal pada diri anggota yang
memungkinkan mereka untuk mengatasi tugas-tugas perkembangannya dalam bidang
pribadi dan sosial.
4.
Membantu
anggota merumuskan tujuan-tujuan khusus yang dapat diukur dan diamati dari segi
perilaku, dan membantu mereka membantu komitmen.
B.
Proses Konseling Kelompok
Masalah perkembangan kelompok
merupakan isu pokok dalam konseling kelompok. Apapun teori dan pendekatan yang
digunakan guru pembimbing sebagai pemimpin kelompok, terlebih dahulu harus memahami
dengan jelas tahap-tahap dari perkembangan kelompok.
Gazda (1984:62-66) mengelompokan
pada empat tahapan dasar kelompok konseling, yaitu;
1.
Exploratory
stage, pemimpin kelompok mengenalkan dirinya, menjelaskan tujuan dan menekankan
pada peraturan-peraturan kelompok, membicarakan pengembangan mutu kepercayaan
dan harapan. Pemimpin kelompok berusaha menjelaskan peranannya, sehingga
anggota merasa empati dan menyiapkan dirinya dalam menghadapi keterbatasannya.
2.
Transition
stage, pemimpin kelompok membantu anggotanya untuk mengatasi perasaan dan
meresponnya dengan tindakan yang berorientasi kearah tujuan.
3.
Action
stage, tahap ini berguna untuk memodifikasi anggota kelompok kearah perubahan
yang diharapkan, salah satu caranya adalah dengan
berinteraksi dengan anggota kelompok tersebut.
4.
Termination
stage, pada tahap ini anggota kelompok mengekspresikan perasaannya sebagai pengalaman
kelompok dan bagaiman proses mengatasinya. Dalam tahap ini pemimpin kelompok
dapat memberikan ucapan selamat kepada anggota yang berhasil dalam
pekerjaannya.
C.
Peranan Dinamika Kelompok Dalam Konseling
Layanan dengan pendekatan kelompok
dalam konseling kelompok merupakan bentuk usaha pemberian bantuan kepada
orang-orang yang memerlukan. Suasana kelompok, yaitu antar hubungan dari semua
orang yang terlibat dalam kelompok, dapat merupakan wahana dimana masing-masing
anggota kelompok (secara perorangan) dapat memanfaatkan semua informasi,
tanggapan dan berbagai reaksi dari anggota kelompok lainnya untuk kepentingan
dirinya dengan pengembangan diri anggota kelompok yang bersangkutan.
Dalam konseling
kelompok dengan dinamika kelompok, maka para peserta akan mengembangkan
dirinya, melalui pengembangan-pengembangan sosial secara umum yang selayaknya
dikuasai oleh individu-individu yang berkepribadian mantap dan memiliki rasa
tanggung jawab sosial, serta kemandirian yang kuat.
Disamping
pengembangan diri secara umum, dalam gerak dinamika kelompok juga, diperoleh
hal-hal positif berkenaan dengan muatan tertentu yang sengaja dirancang dan
dirangsang terjadinya oleh pemimpin kelompok. Disini lah tampak tujuan dari
konseling kelompok, yang pertama, pengembangan pribadi seluruh peserta
berkenaan dengan kemampuan sosial. Kedua, pemecahan masalah bagi peserta yang
masalah pribadinya
dibahas (Prayitno, 1995:67).
D.
Penyelenggaraan Konseling Kelompok
Dalam pelaksanaan konseling
kelompok, konselor merupakan pemegang kunci dalam rangka keberhasilan
pelaksanaan konseling kelompok.
Menurut C. Gratton Kemp (1970)yang
dikutip Masdudi (2003:43) hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang konselor
dalam penyelenggaraan proses konseling kelompok, dikatagorikan atas dua proses
yaitu:
Pertama, proses tingkah laku sosial:
1)
Menetapkan
tujuan
2)
Memberikan
informasi-informasi yang relevan
3)
Mendorong
pemikiran ke arah tujuan
4)
Mendengarkan
dan mengartikan pemikiran-pemikiran yang diekspresikan oleh klien
5)
Menyatukan
buah pikiran atau ide-ide dengan tujuan
6)
Merefleksikan
dan memperjelas ide-ide bilamana diperlukan
7)
Merangkum
hasil pembicaraan
8)
Membantu
mengerahkan upaya untuk mencapai suatu kesepakatan
Kedua,
proses tingkah laku psikis, yang meliputi:
1)
Membiarkan
situasi itu terstruktur
2)
Menyatukan
bersama-sama ekspresi perasaan untuk mempertimbangkan lebih lanjut
3)
Merefleksikan
dan memperjelas perasaan-perasaan yang diekspresikan apabila diperlukan
4)
Menghindari
segala bentuk usaha untuk mencapai konsensus
5)
Berupaya
untuk mengembangkan orientasi pemikiran dalam merespon
6)
Menilai
terhadap cara kerja anggota tanpa adanya dorongan baik lisan atau verbal
7)
Mengharapkan
adanya perbedaan dalam pandangan dan tingkat perasaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
konseling kelompok
adalah hubungan anatara guru pembimbing dengan satu atau lebih anggota yang
penuh perasaan penerimaan, kepercayaan dan rasa aman.
Gazda (1984:62-66) mengelompokan
pada empat tahapan dasar kelompok konseling, yaitua;
1.
Exploratory
stage, pemimpin kelompok mengenalkan dirinya, menjelaskan tujuan dan menekankan
pada peraturan-peraturan kelompok, membicarakan pengembangan mutu kepercayaan
dan harapan.
2.
Transition
stage, pemimpin kelompok membantu anggotanya untuk mengatasi perasaan dan
meresponnya dengan tindakan yang berorientasi kearah tujuan.
3.
Action
stage, tahap ini berguna untuk memodifikasi anggota kelompok kearah perubahan
yang diharapkan, salah satu caranya adlah dengan berinteraksi dengan anggota
kelompok tersebut.
4.
Termination
stage, pada tahp ini anggota kelompok mengekspresikan perasaannya sebagai
pengalamn kelompok dan bagaiman proses mengatasinya.
Dalam konseling kelompok dengan dinamika kelompok, maka para
peserta akan mengembangkan dirinya, melalui pengembangan-pengembangan sosial
secara umum yang selayaknya dikuasai oleh individu-individu yang berkepribadian
mantap dan memiliki rasa tanggung jawab sosial, serta kemandirian yang kuat.
Dalam pelaksanaan konseling kelompok,
konselor merupakan pemegang kunci dalam rangka keberhasilan pelaksanaan
konseling kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar