Pengertian :
Pengertian Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Melalui pengamatan, kita dapat membedakan jenis-jenis makhluk hidup. Pembedaan makhluk hidup tanpa dibuat berdasarkan bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, tingkah laku, cara berkembang biak, dan jenis makanan.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman makhluk
hidup adalah : Mutasi adalah peristiwa perubahan yang disebabkan
oleh faktor internal seperti materi genetik atau faktor lingkungan,
seperti radiasi dan suhu. Rekombinasi adalah proses atau peristiwa
yang berakibat terbentuknya kombinasi gen baru pada kromosom. Individu
baru dari reproduksi seksual akan memiliki faktor keturunan dari
kedua induknya.
Tingkat Keanekaragaman Hayati :
KEANEKARAGAMAN EKOSISTEM Tingkat Keanekaragaman Hayati KEANEKARAGAMAN JENIS KEANEKARAGAMAN TINGKAT GENKeanekaragaman Gen :
Keanekaragaman Gen Komposisi atau susunan jumlah faktor dalam kerangka dasar gen bisa berbeda-beda. Perbedaan jumlah dan susunan faktor tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen. Perbedaan gen pada makhluk hidup menyebabkan sifat yang tidaak tampak (genotipe) dan sifat yang tampak (fenotip) pada setiap makhluk hidup menjadi berbeda. menuKeanekaragaman jenis :
Keanekaragaman jenis Keanekaragaman tingkat jenis menunjukkan adanya variasi bentuk, penampakan dan frekuensi gen, ekosistem yang kita miliki sangat beraneka ragam sehingga jenis makhluk hidup yag ada pun sangat beraneka ragam pula. Contoh : keanekaragaman jenis dalam ekosistem hutan bakau menuKeanekaragaman Ekosistem :
Keanekaragaman Ekosistem Ekosistem merupakan kesatuan faktor abiotik, seperti tumbuhan, hewan dan mikroorganisme dengan faktor abiotik, seperti tanah, air, dan udara di suatu tempat tertentu. Contoh : hutan hujan tropis slalu hujan sepanjang tahun. menuUsaha Pelestarian Keanekaragaman Makhluk hidup :
4 1 2 3 Usaha Pelestarian Keanekaragaman Makhluk hidup Pelestarian secara In situ dan Ex Situ Cagar Alam Kebun Plasma Nutfah Suaka Marga SatwaPelestarian secara In Situ dan Ex Situ :
Pelestarian secara In Situ dan Ex Situ Pelestarian secara in situ artinya dilakukan di habitatnya, sedangkan secara ex situ artinya dikeluarkan dari habitatnya dan dipelihara di tempat lain. Contoh in situ adalah perlindungan bunga bangkai di bengkulu. Pelestarian secara Ex Situ misal kebun koleksi. Di kebun koleksi tanaman dikumpulkan dalam sau tempat dari asal yang berbeda, biasanya dikumpulkan jenis yang dianggap unggul. Contohnya adalah kebun kaktus. menuCagar Alam :
Cagar Alam Cagar alam merupakan daerah atau kawasan dilindungi karena memiliki ekosistem yang unik seperti Cagar Alam Ujung Kulon di Jawa Barat. menuKebun Plasma Nutfah :
Kebun Plasma Nutfah Kebun plasma nutfah merupakan pengembangan kebun koleksi yang cakupannya lebih luas. Di kebun plasma nutfah bukan hanya tanaman unggul saja yang dipelihara, tetapi juga sumber hayati lainnya. Contoh kebun plasma nutfah yang dimiliki oleh LIPI terdapat di Cibinong. Kebun plasma nutfah pisang menuSuaka Marga Satwa :
Suaka Marga Satwa Suaka marga satwa merupakan kawasan yang memiliki jenis satwa dan keanekaragaman yang unik. Pelestarian dapat dilakukan secara sengaja atau alami untuk menjaga kelangsungan hidup satwa tersebut. menuContoh perbuatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman makhluk hidup :
Contoh perbuatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman makhluk hidup Pembuangan limbah pabrik dan rumah tangga ke lingkungan dalam jumlah yang tinggi dan terus menerus. Pembabatan hutan alam untuk keperluan pengambilan hasil hutan, perkebunan, pabrik, jalan raya, atau perumahan. Penggunaan pestisida, insektisida, dan fungisida secara terus menerus dan tidak bertanggung jawab. Perburuan hewan yang tidak bertanggung jawab, termasuk untuk diperdagangkan.Manfaat Pelestarian dan Perlindungan Alam :
Memelihara proses ekologi yang esensial dan sistem pendukung kehidupan seperti terjaminnya ketersediaan air dan oksigen bebas di udara. A C B Mempertahankan keanekaragaman genetis makhluk hidup. Menjamin pemanfaatan ekosistem secara berkelanjutan sehingga nilai pendidikan, ekonomi dan reaksi alam dapat selalu terjaga. Manfaat Pelestarian dan Perlindungan AlamMacam Hewan
Burung Murai Sadar Bercermin
Jika Anda memiliki burung, coba sekali-sekali hadapkan ke depan cermin. Apa reaksinya. Apakah ia menolehkan kepala ke kanan dan kiri layaknya manusia yang tengah berdandan?
Umumnya hal tersebut merupakan kemampuan dasar primata seperti simpanse dan manusia. Lumba-lumba dan gajah juga telah terbukti punya kemampaun tersebut.
Sebagian burung ternyata memang dapat melakukannya dan mengenalinya dirinya di depan cermin. Namun, tak semua jenis burung. Burung betet dan Beo memang merespon cermin namun mereka tak tahu bahwa di balik cermin adalah bayangannya.
Hanya burung-burung yang memiliki interaksi sosial tinggi yang mengenali bayangan dirinya di balik cermin. Terutama burung dari kelompok gagak. Baru-baru ini, burung murai dari sopesies Pica pica juga lulus tes bercermin.
Dalam percobaan di laboratorium, peneliti Jerman dari Universitas Goethe Frankfurt, menguji lima ekor murai. Masing-masing bernama Gerti, Goldie, Harvey, Lilly, dan Schatzi. Pada masing-masing bulunya ditempelkan stiker berwarna kuning dan merah yang hanya dapat dilihat dari cermin.
Saat dihadapkan di depan cermin, burung-burung murai tersebut sangat sibuk memperhatikan tanda yang kontras di tubuhnya itu. Masing-masing kemudian mencoba meraihnya dengan paruh dan kukunya. Dalam beberapa kali percobaan, mereka sukses melepaskannya dan berhenti setelah berhasil.
Namun, saat diberi stiker berwarna hitam yang tidak terlalu berbeda warna dengan bulunya, mereka tak terlalu meresponnya. Burung-burung tersebut juga tak melakukan tindakan apapun terhadap stiker tersebut saat tidak dihadapkan pada cermin.
“Secara umum, hasilnya menunjukkan bahwa burung murai mampu memahami bahwa bayangan dirinya di cermin,” demikain kesimpulan yang dimuat para peneliti dalam jurnal PLoS Biology edisi terbaru. Mereka menyatakan tidak sampai meneliti tingkat pengenalannya namun baru sekadar respon terhadap bayangan sendiri.
Pengenalan bayangan diri sendiri merupakan faktor penting dalam interaksi. Antara lain untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman sesamanya.
Kenapa Lalat Sulit Dipukul?
Sudah berapa kali Anda berhasil memukul lalat dengan tangan? Sulit bukan? Rahasia di balik kemampuan tersebut kini telah diketahui penjelasannya.
Selama 20 tahun meneliti biomekanika sayap lalat, Michael Dickinson dari Institut Teknologi California (Caltech) baru memecahkannya sekarang. Itu pun karena dia selalu penasaran terhadap pertanyaan yang sederhana dan sering dilontarkan banyak orang yang ditemuinya.
“Sekarang saya punya jawabannya,” ujar Dickinson yang melakukan penelitian bersama Esther M dan Abe M Zarem. Ia menemukan rahasia tersebut setelah merekam manuver sejumlah lalat yang terancam pukulan menggunakan kamera digital yang dapat merekam dengan kecepatan dan resolusi tinggi.
Mereka menemukan bahwa lalat dapat mengenali ancaman berdasarkan lokasi. Otanya akan menghitung seberapa jauh ancaman terhadapnya sebelum memutuskan untuk mengepakkan sayap dan kabur.
Setelah memprediksi arah ancaman, kakinya bertumpu untuk terbang ke arah yang berlawanan. Semua persiapan meloloskan diri dapat dilakukannya dengan sangat cepat, hanya 100 milidetik setelah ia mendeteksi adanya bahaya.
“Ini menunjukkan begitu cepatnya otak lalat memproses informasi sensorik menjadi respons gerakan yang sesuai,” ujar Dickinson. Bahkan, lalat mengatur postur tubuhnya sesuai besar ancaman.
Artinya, lalat telah mengintegrasikan dengan baik antara informasi visual dari mata dan informasi metasensorik di kakinya. Temuan ini memberikan petunjuk mengenai sistem saraf lalat dan menunjukkan bahwa di otaknya terdapat sistem pemetaan posisi ancaman.
“Ini sebuah transformasi rangsangan menjadi gerakan yang sedikit kompleks dan penelitian berikutnya mencari bagian otak yang mengaturnya,” ujarnya.
Dari sistem tersebut, Dickinson juga dapat menyarankan cara paling efektif memukul lalat. Menurutnya, waktu terbaik memukul lalat bukan saat posisinya siap terbang sehingga waktu yang dibutuhkannya untuk mengantisipasi ancaman tersebut relatif lebih lama. Tentu tak mudah melakukan gerakan Akurat kurang dari 100 milidetik.
Burung Berdada Oranye Spesies Baru dari Gabon
Seekor burung yang memiliki warana dada oranye cerah yang hidup di pedalaman hutan Gabon, Afrika dipastikan sebagai spesies baru. Para ilmuwan telah memberinya nama Stiphrornis pyrrholaemus dan menyebutnya burung robin hutan berpunggung olive,abu-abu kehijauan.
Tes genetika memastikan burung yang memiliki panjang sekitar 12 centimeter dan berat 14 gram itu memiliki keunikan dibanding spesies burung sejenis. Tim peneliti dari Institut Smithsonian yang menemukan burung tersebut melaporkannya dalam jurnal Zootaxa terbaru.
“Saya mulai penasaran saat menemukannya untuk pertama kalinya di Gabon sejak tidak ada deskripsi spesies yang sesuai dalam panduan lapangan,” ujar Brian Schmidt, ahli burung dari Museum Nasional Smithsonian seperti dilansir Reuters. Penampilan yang paling mencolok dan membedakannya dengan burung lainnya adalah titik berwarna putih di dekat kedua matanya.
Seperti dideskripsikan dalam jurnal ilmiah, burung yang berjenis kelamin jantan memiliki bulu kerongkongan dan dada berwarna oranye, perut kuning, punggung olive, dan kepala hitam. Sementara burung betina memiliki warna mirip namun sedikit lebih cerah.
Meski penemuan spesies robin hutan berpunggun olive ini bukan tujuan utama proyek kami, hal tersebut sungguh pengingat bahwa dunia masih penuh kejutan,” ujar Schmidt yang menemukannya secara tak sengaja.
Ikan dan Udang Tahan Hidup di Kedalaman 2.300 Meter
Seekor ikan yang ditemukan di perairan Mid Atlantik Ridge di Samudra Atlantik sangat kuat karena dapat hidup di kedalaman hingga 2.300 meter. Tempat hidupnya tercatat sebagai rekor habitat terdalam bagi spesies ikan. Rekor terdalam yang pernah tercatat sebelumnya 1.400 meter.
“Pada kedalaman lebih dari 1.000 meter sulit menemukan hewan yang masih hidup,” ujar Dr Bruce Shilito, pakar biologi kelautan dari Universite Pierre di Marie Curie, Paris, Perancis, yang melakukan penelitian menumpang kapal Porquoi Pas milik Ifremer, lembaga riset kelautan Perancis. Selain karena tekanan yang sangat tinggi, di kedalaman tersebut sulit mendapatkan sinar Matahari.
Namun, ikan zoarcid (Pachycara saldanhai) ditemukan di dekat kawasan hangat di dasar laut. Di lokasi tersebut terdapat patahan yang menjadi jalur keluarnya gelembung-gelembung gas dari dalam perut Bumi.
Para peneliti berhasil menangkapnya dan membawa ikan tersebut ke permukaan laut dengan alat khusus yang dapat mengatur tekanan sekitarnya. Selain ikan, para peneliti juga mengambil spesimen udang Mirocaris fortunata dan Chorocaris chacei yang ditemukan pada kedalaman 1.700 meter serta Rimicaris exoculata dari kedalaman 2.300 meter.
Hewan-hewan tersebut sangat peka terhadap perubahan tekanan. Saat diangkut ke permukaan dengan wadah bertekanan tinggi, ikan dan udang masih aktif dan bergerak naik turun. Namun, pada tekanan Atmosfer dalam beberapa saat ikan-ikan itu tewas.
Pada penelitian berikutnya, para peneliti Perancis itu akan mempelajari perilaku hewan-hewan yang aneh tersebut. Mereka akan menyiapkan kolam khusus pada ruangan bertekanan tinggi yang sesuai dengan habitatnya di alam.
Pari Raksasa di Indonesia Mungkin Spesies Baru
enis ikan pari raksasa yang sering disebut pari manta ternyata terdiri dari dua spesies berbeda. Pari manta yang selama ini sering dilihat adalah spesies yang berukuran lebih kecil dan banyak hidup di dekat pantai.
Spesies yang berukuran tubuh lebih besar jarang terlihat dan hidup di perairan dalam. Meski lebih besar, ikan pari manta ini tidak memiliki penyengat beracun di ekornya. Kelompok spesies kedua ini kelihatannya juga memiliki daya jelajah lebih jauh dan lebih sensitif terhadap kehadiran manusia.
Hanya penyelam beruntung yang dapat melihat jenis pari manta raksasa ini. Keragaman pari manta tersebut dilaporkan pertama kali oleh Andrea Marshall, seorang kandidat doktor di Universitas Queensland, Australia dalam simposium mengenai ikan pari di Montreal, Kanada.
Manta selama ini dikenal sebagai keluarga ikan pari yang paling besar dan dapat tumbuh hingga seberat lebih dari dua ton. Pari manta dapat tumbuh hingga selebar 8 meter.
Dua jenis pari manta sama-sama hidup di semua bagian lautan namun memiliki gaya hidup berbeda. Pari manta yang lebih kecil dapat ditemui di perairan Hawaii, Maldives, Mozambik, Australia, dan Jepang. Sementara kehidupan pari manta kedua masih misterius.
“Seberuntung saat menemukannya, hanya di Mozambik kami melihat keduanya berinteraksi pada kawasan karang yang sama,” ujar Marshall. Ia memastikan ikan pari manta tersebut sebagai spesies bebeda setelah melakukan pengujian DNA.
Kehidupan pari manta tersebut mungkin dapat dilacak di Indonesia. Sebab, selain hidup di Mozambik, pari manta raksasa tersebut sering terlihat bermigrasi ke perairan Indonesia.
Spesies Ular Terkecil Ditemukan di Barbados
Ular terkecil di dunia tak lebih besar dari cacing tanah. Panjang tubuhnya saat dewasa tak lebih dari 10 cm.
Pakar biologi evolusi dari Pennsylvania State University AS, S Blair Hedges, menemukan spesies tersebut di Barbados, pulau paling timur di Kepulauan Karibia. Penemuan tersebut akan dipublikasikan di jurnal Zootaxa edisi Senin (4/8) sebagai spesies baru dengan nama Leptotyphlops carlae yang diambil dari nama herpetolog Carla Ann Hass yang kebetulan istri Hedges.
Perilaku dan kehidupan ekologinya masih belum banyak diketahui. Namun, Hedges telah memastikan secara fisiologi maupun genetika berbeda dengan 3.100 jenis ular yang telah ditemukan di seluruh dunia.
Ular berwarna coklat itu memangsa serangga dan rayap dan termasuk ular yang tidak beracun. Hedges menemukannya di balik bebatuan dekat kawasan yang berhutan. Ular tersebut tergolong kelompok ular cacing yang biasa ditemukan di wilayah tropis. Ia mungkin jenis yang langka dan terancam punah.
“Spesies baru dan eksotis masih ditemukan di Kepulauan Karibia meskipun hutan tropis yang tersisa sangat sempit,” ujar Hedges. Penemuan satwa-satwa terkecil di Barbados menambah kekayaan hayati kawasan kepualaun di Amerika Tengah tersebut.
Struktur tubuh yang kecil juga menggambarkan keragaman genetika yang unik di kepulauan tersebut. Hal tersebut mungkin ada kaitannya dengan evolusi di mana makhluk hidup mengembangkan anggota tubuh yang paling sesuai dengan kondisi lingkungannya untuk bertahan hidup.
Para ilmuwan banyak menemukan hewan-hewan yang berukuran kecil sebelumnya. Selain ular terkecil di dunia, di wilayah Kuba juga dapat ditemui burung kolibri madu yang merupakan burung terkecil di dunia. Ular terkecil kedua juga ditemukan di Martinique. Tim Hedges sebelumnya juga menemukan katak terkecil di dunia di Kuba serta cicak terkecil di dunia di Republik Dominika.
“Ular tersebut mungkin mengalami seleksi alam sehingga hanya yang kecil yang bertahan,” ujar Hedges. Jenis ular tersebut biasanya hanya menghasilkan satu keturunan sepanjang hidupnya atau menghasilkan satu butir telur setiap bereproduksi.
Namun, bayi ular tergolong besar dengan ukuran setengah dari panjang ular dewasa. Sebagai perbandingan, bayi ular terbesar di dunia hanya memiliki panjang sepersepuluh ular dewasa. Misalny,a anak king kobra yang hanya sepanjang 36 cm meskipun ular dewasa dapat tumbuh hingga 5,5 meter.
“Fakta bahwa ular tersebut menghasilkan satu telur raksasa, relatif terhadap ukuran induknya, menunjukkan bahwa seleksi alam mencoba menjaga ukuran keturunan di atas batas kritis untuk bertahan hidup,” Hedges menjelaskan.
Semut pemotong daun punya kemampuan mengambil keputusan secara kolektif untuk menentukan ukuran mangsa yang harus diangkut.
Cacing Sulap Semut Menjadi Buah Beri
Jenis cacing parasit di Panama dapat menyulap tubuh semut inangnya menjadi tampak seperti buah beri yang ranum. Perut semut yang merah berisi akan menarik perhatian burung untuk mematuknya sehingga cacing punya kesempatan menyebar ke mana-mana.
Siasat yang diambil cacing-cacing parasit itu pertama kali diamati oleh Robert Dudley dari Universitas California Berkeley, AS dan Steve Yanoviak dari Universitas Arkansas. Mereka mengatakan hubungan semacam ini merupakan temuan baru dalam dunia sains hewan.
Semut hitam yang hidup di hutan Panama bukanlah makanan burung karena bau dan rasa tubuhnya yang getir. Para ilmuwan selama ini belum pernah melihat burung makan semut, namun kadang-kadang ternyata melakukannya.
“Saya jelas-jelas melihat burung-burung datang dan berhenti sebentar barang sedetik ke dekat semut-semut itu sebelum akhirnya terbang, mungkin karena semut bergerak menjauh,” ujar Dudley. Jadi, ia yakin burung-burung pemakan buah menganggapnya mangsa yang empuk.
Setelah diamati, sebagian dari semut-semut tersebut ternyata menunggingkan perutnya yang berwarna merah ke atas. Padahal pada kondisi normal, semut tersebut berwarna hitam.
Semut-semut yang perutnya menjadi merah itu ternyata mengandung cacing parasit dari spesies Myrmeconema neotropicum seperti dilaporkan dalam jurnal Systematic Parasitology edisi Februari 2008. Cacing tersebut termasuk kelompok nematoda, tubuhnya silinder tetapi tidak bersegmen.
“Ini fenomenal karena nematoda mengubah semut menjadi merah menyala dan mirip sekali dengan buah-buahan di kanopi hutan,” ujar Yanoviak. Strategi yang dilakukan cacing juga begitu sempurna karena tidak hanya mengubah tampilan semut, tetapi juga perilaku semut.
Akhirnya, jika burung tertarik memangsa semut, telur-telur cacing punya kesempatan tersebar ke mana-mana dan dengan mudah memperoleh nutrisi untuk berkembang biak di kotoran burung.
Muda Penakut, Tua Pemberani
Semut merah selama ini dikenal sebagai serangga yang suka menggigit dan membuat gatal. Di balik sifatnya yang suka menyerang itu, hewan sosial ini juga berperilaku ganjil. Meski saat dewasa pemberani, saat masih muda penakut.
Saat terancam bahaya, semut muda akan diam dan tumbang seolah tewas dengan tubuh yang kaku. Musuhnya biasanya mendekat dan memeriksa, namun akan membiarkannya mungkin karena mengiranya mati. Begitu musuh pergi, semut tersebut akan Bangun dan segera berlari.
“Tidak ada seorang pun yang pernah melaporkan hal ini sebelumnya, dan hal tersebut membuat kami terkejut,” ujar Deby Cassill, seorang pakar evolusi biologi di University of South Florida, St. Petersburg, AS.
Namun, perilaku tersebut berubah drastis saat semut menginjak dewasa. Semut merah memang dikenal Agresif menyerang musuhnya. Semut yang berusia kurang dari enam bulan cenderung menghindar dari musuh, sementara yang berusia enam bulan hingga usia maksimumnya sekitar setahun cenderung agresif dan suka menyerang.
“Semua semut pekerja adalah jenis betina steril, jasi mereka ibarat wanita tua pemberani yang mau berjuang sampai titik darah penghabisan,” ujar Cassill. Menurutnya, salah satu alasan perubahan perilaku ini berkaitan dengan pertumbuhan tubuh semut merah.
Eksoskeleton atau kulit terluar pada semut muda masih terlalu lunak sehingga mudah terluka dan tidak punya kekuatan cukup untuk mendesak musuh. Sementara pada semut dewasa, kulitnya sudah keras dan relatif lebih tahan dari goresan.
Perilaku berpura-pura mati sebelumnya telah diketahui dilakukan beberapa jenis hewan untuk menipu lawan atau menghindari serangan predatornya. Misalnya opposum, bison, dan ular-ular tertentu.
Semut Juga Pengambil Keputusan yang Hebat
Selama ini semut diketahui sebagai makhluk sosial dan pintar. Jadi tak heran kalau semut menjadi pengambil keputusan yang andal. Koloni semut terbukti dapat mengambil keputusan dengan cepat saat berburu mangsa, tidak hanya menentukan jalur lalu lintas dari sumber makanan ke sarang. Ini tebukti saat iring-iringan awmut berhasil Beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya saat iring-iringannya dihambat.
Untuk menguji kemampuan semut menghadapi masalah, Audrey Dussutour dan timnya dari Universitas Sydney, Australia, meletakkan lembaran plastik yang sangat dekat dengan permukaan jalur rombongan semut pemotong daun yang sedang mengangkut mangsa. Meski ruang di bawah lembaran plastik masih dapat dilalui semut, potongan daun mustahil melaluinya. Agar semut tidak mencari jalan memutar, jalur sekitarnya ditutup.
“Mengejutkan, kemacetan tidak terjadi karena semut-semut tersebut segera belajar untuk memotong-motong daun menjadi lebih kecil,” ujar Dussutour. Setelah 24 jam, semut tidak hanya memotong melainkan menggulungnya sehingga lebih mudah dibawa di bawah lapisan plastik yang terlalu sempit.
Hal tersebut menunjukkan bahwa semut benar-benar pengambil keputusan yang hebat. Mereka tidak hanya beradaptasi, namun mengembangkan strategi yang lebih baik. Para peneliti menyatakan, strategi tersebut mungkin dikembangkan dari proses yang disebut social fasilitation (kemudahan sosial).
Dalam hal ini, saat plastik menghalangi, beberapa ekor semut yang sebelumnya membawa daun ukuran besar akan memotong-motongnya agar sesuai dengan ukuran lorong dan tetap berada di dalam lorong. Sementara semut yang belum membawa daun akan bertemu dengannya dan mendapat informasi tersebut.
“Ibarat banyak orang makan es krim, lalu Anda ingin membelinya juga,” ujar Dussutour. Namun, untuk mengetahui bagaimana strategi mulai terbentuk, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Para peneliti harus melakukan pengamatan lebih lanjut kepada masing-masing individu, misalnya dengan menandainya menggunakan pewarna, untuk melihat proses pengambilan keputusan itu
MACAM TUMBUHAN
1.adiantum atau supli
Suplir sendiri mempunyai berbagai jenis dan varietas. Meski begitu, suplir yang cukup cantik karena berdaun kecil dan memberi suasana segar itu, agak sulit dipelihara karena membutuhkan lingkungan yang lembab dan udara bersih.
Suplir membutuhkan sedikit cahaya. Karena itu, sebagian tempatnya harus teduh. Jenis tanaman ini juga tidak terlalu banyak membutuhkan air, asal lembab dan tidak basah, tetapi juga tidak kering. Air penyiram sebaiknya air hujan.
Selama musim kemarau, pot perlu dikelilingi dengan mos yang basah – tidak harus dengan air hujan – agar kelembabannya terjaga. Pada awal musim hujan, merupakan musim tumbuh, sebaiknya suplir dipupuk teratur sesudah dipindah ke pot yang lebih sesuai besarnya.
2. Keladi Red Star (Caladium Bicolor)
Kecantikan tanaman ini terletak pada bentuk dan warna daunnya.
Keladi Red Star kecantikannya adalah pada urat daunnya yang berbentuk bintang dan berwarna merah cerah, tangkai daunnya berwarna agak kemerahan (pink) dengan belang-belang hitam.
Keladi hias termasuk tanaman yang mudah ditanam, tanaman hias ini cepat berkembang asal media tanamnya tetap dijaga lembab.
Tanaman ini sebaiknya diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari penuh, agar warna merah pada urat daunnya menguat.
Untuk penyiraman cukup disiram sekali dalam sehari. Penyiraman harus ke medianya, jangan ke daun.
Dengan media yang basah (lembab), keladi akan tumbuh cantik, lebar, dan warna pada daunnya akan lebih keluar.
Media biasanya memakai sekam atau cocopeat. Jangan memakai tanah karena akar sulit untuk menembusnya,
3. Aglaonema
Tanaman ini berdaun lonjong hijau, dihiasi bintik-bintik, garis, atau ban berwarna abu-abu keperakan. Sri rejeki ini mudah ditanaman tanpa perawatan intensif, tapi membutuhkan cahaya yang tidak langsung dan lingkungan yang lembab.
Hanya saja, Anda perlu hati-hati bila ruangan terlalu panas dan kering di musim kemarau,
daun Sri Rejeki mudah layu dan harus dibuang. Tanaman ini juga tidak tahan terhadap uap air dari dapur dan asap rokok. Selain itu, daun segar yang sudah tua juga perlu dipangkas.
4. Dieffenbachia
Di kalangan penjual tanaman hias, Dieffenbachia dikenal pula sebagai daun bahagia atau bunga bahagia.
Dieffenbachia juga dikenal mudah dalam perawatan dan perbanyakannya. Tanaman ini tahan dalam ruangan meskipun untuk jangka tertentu perlu diperlakukan pula di ruang terbuka. Warna daunnya cenderung gelap bila ditempatkan dalam ruang atau di bawah naungan.
Jadi, tak masalah jika ingin menjadikannya sebagai tanaman indoor.
Daun Dieffenbachia mampu menyerap racun di udara. Menempatkannya dalam ruangan, selain mempercantik ruang, juga membersihkan udara. Menanamnya di halaman, bisa ikut membantu mengurangi gas polutan di sekitar rumah.
Perbanyakan tanaman ini umumnya dilakukan dengan stek.
Tetapi berhati-hatilah karena, getah daun dan batang Dieffenbachia BERBAHAYA!! dapat menyebabkan gatal-gatal maupun kejang pada bibir dan lidah serta kerongkongan bila mengenainya. Meskipun setelah beberapa waktu dapat pulih kembali, gejala ini dapat menyebabkan syok, bahkan kematian apabila kejang mengganggu saluran pernafasan.
5. Kuping Gajah
(Anthurium crystallinum Lindl.)
Tanaman lainnya yang tak kalah cantik adalah Anthurium Crystallinum atau Kuping Gajah. Tanaman ini dipelihara karena keanehan daunnya yang berbentuk jantung dan besar, bila dibandingkan dengan ukuran batangnya. Daun yang lebar ini lalu dianggap menyerupai kuping gajah.
Daun kuping gajah berwarna hijau tua dengan urat-urat hijau muda keputih-putihan.
Tanaman ini termasuk jenis Anthurium Daun, yang memiliki daya pikat terutama dari bentuk-bentuk daunya yang istimewa dan untuk perawatannya lebih mudah, karena perhatian cenderung hanya tertuju pada daunnya saja.
Anthurium hanya butuh sinar matahari sedikit. Tempat yang teduh seperti di beranda rumah, teras belakang rumah menjadi tempat yang cocok bagi Anthurium.
Daun Anthurium akan berubah menguning jika terkena sinar matahari secara terus menerus dalam waktu lama.
Tetapi bila cahaya kurang, daun nampak lemas dan pucat, daun dan tangkainya cenderung memanjang.
Untuk menanamnya sebaiknya gunakan media yang disukai Anthurium yaitu media yang berupa campuran arang sekam, pakis cacah dan humus. Tujuannya agar akar-akar dari Anthurium ini mudah untuk tumbuh dan menyebar.
Penyiraman dilakukan 1 kali sehari, tetapi jika cuaca panas, boleh di siram 1 – 2 kali (pagi dan sore), tanaman ini tidak suka basah tetapi suka kelembapan. Air tidak boleh sampai tergenang atau becek.
Daun yang sudah tua atau rusak karena hama dan penyakit, dipotong agar tanaman tampak bersih dan menarik.
6. Paku Tanduk Simbar Menjangan
(Platycerium bifurcatum (Cav.) C.Chr.)
Paku Tanduk Rusa (Platycerium) adalah suatu genus tumbuhan paku dengan lebih kurang 18 jenis. Kesemuanya merupakan epifit (akar melekat di batang pohon) dengan penampilan yang unik karena memiliki dua tipe daun dengan fungsi dan bentuk jelas berbeda.
Dua tipe daun:
1. Tipe pertama selalu steril dan berbentuk perisai tegak, mengering pada kondisi kurang air, fungsinya mengumpulkan dedaunan kering dan penangkap air, sehingga kelembaban bagi rimpang terjaga.
2. Tipe kedua menjuntai dari “pusat” daun tipe pertama dengan bentuk menyerupai tanduk rusa (walaupun ada beberapa jenis yang tidak demikian), fungsinya sebagai pembawa spora yang terletak di sisi bawah daun, panjang daun yang menjuntai dapat mencapai satu meter atau lebih.
Paku yang juga biasa disebut Simbar Menjangan ini dapat dijumpai tumbuh liar di semua daerah tropis dunia (dari Malaysia sampai Polynesia).
Tanaman hias ini biasa ditempel di pohon atau digantungkan untuk memberikan kesan alami pada taman.
Tempat yang disukai oleh tanaman ini adalah tempat yang teduh, yang tidak langsung memperoleh sinar matahari.
Anakan yang tumbuh dapat dipisah dari induknya secara hati-hati dan ditempelkan pada tempat lain.
7. Saka Asparagus Plumosus.
Ini tanaman sejenis paku yang lebat daunnya menyerupai jarum halus. Potongan batang yang berdaun, ditambah beberapa bunga, lalu digunakan untuk menghias. Asparagus ini mudah ditanam, asal diberi cahaya matahari tidak langsung. Ia juga butuh lingkungan yang lembab dan tidak kekurangan air.
Tanaman Hias Bunga
Bagi Anda yang tidak begitu menyukai tanaman hias daun, masih ada tanaman hias bunga.Tanaman hias ini, selain daunnya memberi daya tarik tersendiri, bunganya juga amat memikat, misalnya:
1. Begonia semperflorens yang merupakan salah satu jenis Begonia bunga.
Ia tetap mungil dan berbunga setiap saat sepanjang tahun.
Tanaman yang daunnya bulat, hijau mengkilat ini, memiliki bunga bervariasi, dari putih sampai ke merah merona. Jenis tanaman ini menghendaki udara lembab (biasanya pot dibungkus dengan mos basah), akan tetapi daun-daunnya tidak boleh kena air.
2. African violets dan violltjes.
Tanaman yang mungil dengan daun agak berbulu ini biasanya memberi bunga yang indah. Warna bunganya biasanya biru, merah jambu keputih-putihan, atau merah lembayung.
Tanaman ini amat suka ditanam di lingkungan yang lembab dan udara yang tenang tidak berangin. Mungkin karena sifatnya yang agak manja, tanaman ini juga tidak tahan terhadap cahaya matahari langsung, kekeringan, asap rokok dan perubahan suhu yang terlalu sering. Bila menyiram tanaman ini, harus menggunakan air suam-suam kuku, dan usahakan agar tidak sampai memerciki daunnya.
http:// biologi. keanekaragaman-hayati-anti.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar